Selasa, 14 April 2015

Cara Mencegah Radang Usus Buntu (Apendisitis)

Beberapa waktu lalu, sekitar tengah malam, keluarga tetangga sebelah rumah terlihat tergopoh-gopoh berangkat ke rumah sakit dengan mobilnya. Saya tidak sempat bertanya apa yang terjadi, karena semua berjalan sangat cepat. Keesokan harinya penasaran saya terjawab ketika anggota keluarga itu bercerita bahwa ibunya tiba-tiba menggigil, merasakan sakit perut hebat, seakan melilit tak tertahankan, tidak bisa berdiri, apalagi berjalan, hingga hampir pingsan. Keluarga itu menduga maag sang ibu kambuh. Tapi, begitu dokter melakukan diagnosis, ternyata diketahui sang ibu menderita radang usus buntu dan harus segera dilakukan operasi. Bila tidak, akibatnya akan fatal. Bila usus buntu pecah, dapat saja menyebabkan komplikasi, bahkan kematian. 

Hingga saat ini, belum ada penjelasan yang memastikan apakah sebenarnya fungsi dari usus buntu itu sendiri. Sebagian orang beranggapan bahwa organ usus buntu adalah salah satu dari sistem pertahanan tubuh. Tapi, sebagian yang lain menganggap usus buntu hanya aksesoris, terbukti saat dilakukan pengangkatan tidak berpengaruh secara signifikan bagi kesehatan tubuh. Terlepas dari perdebatan itu, sebagai orang yang beriman, kita harus yakin bahwa semua organ tubuh yang diciptakan Allah SWT pasti ada manfaat dan tujuannya. Kalaupun manfat usus buntu saat ini belum dapat dipastikan, mungkin karena faktor ilmu pengetahuan saja yang belum mampu menjangkaunya. 

Radang usus buntu dalam dunia medis dikenal juga dengan sebutan apendisitis, yaitu pembengkakan atau peradangan yang terjadi pada usus buntu akibat sumbatan pada ’pintu masuk’ menuju usus buntu yang dipicu oleh tinja atau kelenjar getah bening yang bengkak dalam dinding usus. Pembengkakan dapat disebabkan adanya bakteri (seperti bakteri E. Coli dan Salmonella) yang masuk ke dalam saluran cerna, kemudian berkembang biak dengan membelah diri. Pembengkakan dalam waktu lama akan menyebabkan tekanan yang besar sehingga dapat membuat pecahnya usus buntu. Bila hal ini terjadi maka dapat menyebabkan beberapa komplikasi penyakit seperti peritonitis dan abses. 

Peritonitis adalah infeksi yang terjadi akibat bakteri menyebar ke selaput yang melapisi perut bagian dalam atau peritoneum. Gejalanya meliputi sakit perut yang parah dan terus-menerus, muntah, detak jantung cepat, demam, daerah perut yang bengkak, serta napas pendek dan terengah-engah. Sedangkan abses adalah terbentuknya kantong nanah yang sangat menyakitkan. Komplikasi ini muncul sebagai reaksi alami tubuh dalam mengatasi infeksi akibat usus buntu yang pecah. Oleh karena itu, saat seseorang telah diketahui menderita radang usus buntu, harus segera dilakukan tindakan yang cepat. 

Gejala umum yang sering dialami dan dirasakan oleh penderita radang usus buntu adalah nyeri yang melilit di bagian perut atau usus, kadang diikuti demam, menggigil, rasa mual ingin muntah, tiba-tiba kehilangan nafsu makan, dan rasa melilit pada bagian perut bawah. Gejala ini mirip dengan gejala maag, sehingga tidak jarang orang menganggapnya sebagai penyakit maag yang kambuh. 

Menurut para pakar, radang usus buntu cenderung disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak sehat dan berlebihan. Kebiasaan mengkonsumsi makanan terlalu pedas dan asin adalah salah satu pemicunya. Makanan dengan rasa terlalu pedas dan asin kadang mempengaruhi sistem pencernaan manusia, seperti BAB yang terbilang sering dan gangguan sakit perut. Makanan maupun minuman yang sulit diterima oleh sistem pencernaan, akan menjadi sampah yang menimbulkan efek buruk pada kelangsungan sistem metabolisme tubuh terutama pencernaan. Ketika sampah makanan ini tidak dapat dikelola dengan baik oleh usus, maka akan berubah menjadi timbunan bakteri. Bakteri inilah yang kelak akan memicu peradangan di usus buntu. 

Untuk mencegah radang usus buntu, maka satu-satunya cara adalah dengan membiasakan pola hidup sehat, seperti menjaga pola makan yang baik dan sehat, mengurangi konsumsi makanan yang terlalu pedas atau yang sulit diterima oleh pencernaan, tidak menunda lapar terlalu lama agar tidak terjadi gangguan pencernaan, dan membiasakan menjaga kebersihan diri serta makanan. 

Yang perlu Anda ketahui, jangan pernah berpikir bahwa radang usus buntu itu gejala awalnya selalu terdeteksi, karena banyak kasus serangan radang usus buntu dapat saja terjadi secara akut (mendadak) di mana penderitanya langsung merasakan sakit luar biasa, kemudian harus dioperasi. Jadi, setiap orang pada dasarnya memiliki ancaman laten untuk mengidap radang usus buntu. 

Anda juga tidak perlu terlalu paranoid juga, karena radang usus buntu sangat tinggi risiko terjadinya pada orang yang mengalami gangguan pencernaan. Artinya, bila Anda mampu menjaga kesehatan organ pencernaan, risiko radang usus buntu dapat diperkecil. SHAD HILBA PLUS adalah salah satu herbal yang dapat menjaga kesehatan dan mengobati gangguan sistem pencernaan. 

SHAD HILBA PLUS merupakan kapsul yang diramu dari beberapa herbal berkhasiat seperti hulbah (fenugreek), habbatussauda (Nigella sativa), zanjabil (Zingiberis rhizoma) dan beberapa herbal lainnya, yang dapat membantu menjaga kesehatan usus, mengobati gangguan pencernaan seperti sembelit (susah BAB dan wasir), serta berbagai gangguan lambung lainnya. Dengan mengkonsumsi SHAD HILBA PLUS secara teratur sesuai dosis yang dianjurkan, insya Allah dapat menghindarkan Anda dari radang usus buntu. (Harmonis Santara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar